Mendaki Gunung Semeru Tanpa Persiapan #3

Siapa yang gak suka rujak? Gue suka. Tapi mana bisa sih kita nemuin rujak di atas gunung? Bah! Jangan salah kawan. Di ketinggian 2500  masl, kita bisa menemukan kesegaran hanya dengan Rp.2,500 saja. Yess. Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, kami pun menemukan seseorang yang menjual WATERMELON. mannn….! That was the best Watermelons ever. Gak perlu mikir dua kali, langsung gue santap, lahap, dan rasanya bener-bener kayak diambil dari kulkas. Seger banget!!

Cemoro Kandang. Tempat dimana kita bisa menemukan Watermelons of Heaven. Setelah menyusuri Oro-oro Ombo – Hamparan padang yang dipenuhi bunga berwarna ungu seperti lavender (tapi bukan Lavender) – kepanasan, baju basah karna keringet dan thirst to death, setelah berjuang nanjak Tanjakan Cinta yang mempunyai mitos yang cukup unik. Saat itu kondisi cuacu sedikit berawan namun temperatur suhu cukup membuat keringetan. Di Cemoro Kandang akhirnya kami “terselamatkan”. WATERMELON yang kita temukan udah kayakbensin buat tubuh. Semangat pun sudah kembali full dan siap lanjutkan perjalanan..

Sedikit lagi tiba di pos terakhir sebelum summit. Jalur pendakian ternyata mulai menanjak curam. Udah berasa jauh tapi gak sampai-sampai juga. Ada pendaki yang turun bilang “sedikit lagi kok”, gue gak yakin. Dari Cemoro Kandang sampai Jambangan, banyak brentinya. Dari Jambangan, sudah mulai terlihat puncak Gunung Semeru menjulang ke langit. Finally, satu pos lagi sebelum summit.

Tidak jauh dari Jambangan, bunga Edelwise mulai terlihat di kiri dan kanan, tanda sudah hampir sampai di Kalimati. KALIMATI pos terakhir para pendaki mendirikan tendanya. Butuh istirahat yang cukup sebelum summit jam 12 malam.

img_20160818_142821

Sudah mulai gelap. Semakin dingin Genksss. Antara bisa tidur atau cuma nutup mata aja. Tapi tetep harus istirahat, karana stamina yang dibutuhkan bukan main-main.

Leave a comment